Atalanta 2-1 AS Roma: Kemenangan Kunci Tiket Liga Champions
Atalanta 2-1 AS Roma: Kemenangan Kunci Tiket Liga Champions
Pertandingan pekan ke-36 Serie A musim 2024/2025 antara Atalanta vs AS Roma yang berlangsung pada 12 Mei 2025 di Stadion Gewiss, Bergamo, menyuguhkan drama yang penuh tensi tinggi dan kualitas permainan kelas atas. Dalam laga yang menentukan arah persaingan papan atas klasemen, Atalanta berhasil mengalahkan AS Roma dengan skor 2-1, sekaligus memastikan tempat mereka di Liga Champions musim depan.
Kemenangan ini menempatkan Atalanta pada jalur sukses yang luar biasa, sementara Roma harus menelan kekalahan yang menyakitkan dalam upaya mereka mengamankan tiket Eropa. Tanpa Cristiano Ronaldo, tanpa pemain bintang yang mendominasi, namun dengan kolektivitas dan semangat menyerang, Atalanta membuktikan diri sebagai salah satu tim paling konsisten di Italia musim ini.
Babak Pertama: Awal Panas dan Gol Cepat
Laga dimulai dengan tempo cepat. Tuan rumah Atalanta langsung tampil menekan sejak menit awal, memanfaatkan dukungan publik Bergamo yang memadati stadion. Tidak butuh waktu lama bagi anak-anak asuhan Gian Piero Gasperini untuk mencetak gol. Pada menit ke-9, Ademola Lookman membuka keunggulan dengan sontekan tajam setelah menerima umpan terobosan cerdas dari Teun Koopmeiners.
Gol ini bukan hanya memberi keunggulan bagi Atalanta, tapi juga menandai gol ke-100 tim di semua kompetisi musim ini — sebuah capaian mengesankan untuk klub yang belum lama ini hanya dipandang sebagai tim papan tengah Serie A.
AS Roma tidak tinggal diam. Tim besutan Daniele De Rossi perlahan mulai membangun ritme permainan dan mendominasi penguasaan bola. Hasilnya terlihat pada menit ke-32, ketika Bryan Cristante menyamakan skor lewat sundulan terukur setelah menerima umpan silang dari Matías Soulé. Kedudukan 1-1 pun bertahan hingga turun minum.
Babak Kedua: Gol Penentu dan Kontroversi VAR
Setelah jeda, pertandingan tetap berlangsung dalam intensitas tinggi. Kedua tim saling bertukar serangan dan peluang. Roma sempat mendapatkan harapan ketika wasit menunjuk titik putih pada menit ke-60 setelah terjadi kontak antara Manu Koné dan Mario Pašalić di kotak penalti. Namun, setelah tinjauan VAR, keputusan tersebut dibatalkan karena tidak ada pelanggaran yang sah.
Atalanta yang mendapatkan momentum dari pembatalan penalti itu langsung meningkatkan tekanan. Masuknya pemain muda Ibrahim Sulemana menjadi pembeda. Pada menit ke-76, ia mencetak gol luar biasa dari luar kotak penalti yang mengarah rendah ke sudut gawang dan tak mampu dijangkau oleh Mile Svilar. Skor berubah menjadi 2-1 untuk Atalanta.
Roma mencoba membalas, namun pertahanan rapat yang dikomandoi oleh Berat Djimsiti dan Juan Musso di bawah mistar membuat peluang mereka terus digagalkan. Hingga peluit akhir dibunyikan, skor 2-1 tetap bertahan untuk kemenangan Atalanta.
Performa Individu dan Statistik Penting
Beberapa nama patut mendapatkan sorotan khusus dari pertandingan ini:
-
Ademola Lookman: Semakin menunjukkan kelasnya sebagai winger tajam dan kreatif. Bukan hanya gol pembuka, namun juga perannya dalam transisi serangan.
-
Ibrahim Sulemana: Super-sub yang jadi penentu. Golnya bukan hanya cantik tapi juga bernilai tiga poin.
-
Teun Koopmeiners: Motor lini tengah yang terus menjadi penghubung antara lini belakang dan depan.
-
Bryan Cristante: Mantan pemain Atalanta ini mencetak gol balasan yang sempat memberi asa untuk Roma.
Dari segi statistik:
-
Penguasaan bola: Roma (54%) – Atalanta (46%)
-
Tembakan ke gawang: Atalanta (6) – Roma (5)
-
Pelanggaran: Roma (14) – Atalanta (11)
-
Kartu kuning: Roma (3) – Atalanta (2)
Statistik menunjukkan laga berlangsung relatif seimbang, namun efisiensi dan penyelesaian akhir Atalanta menjadi faktor pembeda.
Dampak Kemenangan bagi Atalanta
Kemenangan ini membawa Atalanta naik ke posisi ketiga klasemen Serie A dengan raihan 71 poin, mengamankan tiket Liga Champions musim 2025/2026 secara matematis. Ini adalah partisipasi kelima Atalanta di Liga Champions dalam tujuh musim terakhir, sebuah prestasi luar biasa mengingat anggaran mereka jauh lebih kecil dibandingkan klub-klub raksasa Italia seperti Juventus, Inter Milan, dan AC Milan.
Keberhasilan ini kembali menegaskan betapa efektifnya filosofi sepak bola Gasperini: agresif, menekan tinggi, dan memaksimalkan kekuatan kolektif tim. Di tengah perubahan besar di Serie A, Atalanta tetap menjadi kekuatan konsisten yang tidak bisa dipandang remeh.
Kekalahan yang Berat untuk AS Roma
Sementara itu, kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi AS Roma, yang sebelumnya mencatatkan rekor 19 pertandingan liga tanpa kekalahan. Kini mereka harus puas berada di peringkat keenam klasemen sementara dengan 63 poin, dan masa depan mereka di kompetisi Eropa bergantung pada dua laga sisa kontra AC Milan dan Torino.
Meski performa tim meningkat sejak De Rossi mengambil alih kursi kepelatihan dari José Mourinho, ketidakkonsistenan di momen-momen penting seperti ini masih menjadi kendala utama. Roma harus segera bangkit dan memaksimalkan dua laga terakhir jika ingin mengamankan tempat di Liga Europa atau minimal Conference League.
Reaksi Pelatih dan Pemain
Dalam konferensi pers pasca pertandingan, Gian Piero Gasperini mengungkapkan kebanggaannya:
“Kami menunjukkan karakter besar malam ini. Ini bukan hanya soal taktik, tapi juga mentalitas. Anak-anak layak mendapat Liga Champions.”
Sementara itu, Daniele De Rossi terlihat kecewa namun tetap optimis:
“Kami kalah dari tim yang lebih klinis. Tapi kami masih punya kesempatan. Kami akan berjuang sampai akhir.”
Kesimpulan: Atalanta, Tim Tanpa Bintang Besar Tapi Penuh Cahaya
Kemenangan 2-1 atas AS Roma menandai lebih dari sekadar tiga poin bagi Atalanta. Ini adalah pernyataan bahwa sepak bola tidak hanya soal nama besar, tapi tentang kerja keras, konsistensi, dan taktik yang dijalankan dengan presisi. Di saat klub-klub lain masih mencari stabilitas, Atalanta terus menulis cerita sukses mereka sendiri.
Musim 2024/2025 mungkin belum selesai, tapi Atalanta sudah memastikan satu tempat di antara yang terbaik Eropa. Dan siapa tahu, mereka belum selesai membuat kejutan.